Sebagai salah satu pelaksanaan kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi, Dosen Jurusan Ilmu Agama Islam FIS UNP melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Di antara kegiatan PKM dosen-dosen Jurusan Ilmu Agama Islam FIS UNP pada tahun 2020 adalah kegiatan PKM dengan tema “Penguatan Pendidikan KarakterdalamKebijakan Merdeka Belajar pada Era RevolusiIndustri 4.0 untuk Guru Agama Islam SMP KabupatenDharmasraya”.
Kegiatan ini dimotori oleh Dr. Ahmad Rivauzi, S.PdI., MA (Ketua Tim), dengan anggota Tim Rengga Satria, MA.Pd dan Dra. Zainurni Zein. Ikut juga berperandalamkegiataniniDesmalinda, Nafsan dan Sholehatin dariunsur mahasiswa Prodi Pendidikan Keagamaan Islam, JurusanIlmu Agama Islam FIS UNP. Kegiatan ini dilaksanakan secara Tatap Muka dan Virtual dengan menggunakan aplikasi ZOOM Meeting.
Dalam sambutan dan paparannya Dr. Ahmad Rivauzi, S.PdI., MA menyampaikan bahwa Islam sebagai agama yang diturunkan Allah kepada manusia dan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw., sebagai sumber rujukan utamanya sesungguhnya menyediakan dalil-dalil sebagai sumber spirit bagiumat Islam untuk mampu selalu survive dan bahkan mampu menjadi motor penggerak perubahan-perubahan positif dalam berbagai bidang kehidupan khususnya bidang Pendidikan.
Menurut Ahmad Rivauzi, dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan menyongsong revolusi industri berikutnya yang pasti akan terus bergulir, maka spirit yang perludibangun dan dimiliki oleh pelaku Pendidikan; guru, siswa dan lainnyaadalah:
- Spiritualitas Tauhid
Spirit ini dibangun dengan pondasi keyakinan tiada tuhan, tiada yang disembah, tiada yang diharapkan, bahkan tiada yang ada kecuali Allah Swt. Ahmad Rivauzi (2014) menulis di antara khasanah sufi yang menjelaskan tentang upaya strategis dalam membangunkarakterkeruhanian ini. Laku batin ini diawali dengan menghadirkan kesadaran kehambaan di hadapan Allah dengan mengharapkan rahmat-Nya, sehingga kemudian Allah membukakan rahmat-Nya kepada hati hamba, sehingga tajallilah sifat-sifat ke- Tuhanan pada diri hamba itu.
2. Spirit Iqra’/ Karakter Pembelajar
Ayat yang pertama turun adalah ayat perintah membaca. Menurut QuraishShihab (2007: 433), dalam menjelaskan Q.S Al-‘Alaq, 96:1-5, kata iqra’ terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari kata ini lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, membacayang tertulis maupun yang tidak tertulisdengan objek yang tidak terbatas. Ayatini juga mengandung makna bahwa membaca dianjurkan dilakukan secara berulang-ulang dan menjelaskan dua cara perolehan dan pengembangan ilmu. Pertama, Allah mengajar dengan pena (ilmu diperoleh melalui alat-alat dan usaha manusia). Kedua, perolehan ilmu pengetahuan tanpa alat dan usaha manusia (ilham, intuisi, wahyu dll) (Ahmad Rivauzi, 2015: 306). Ayat di atas juga memuat pesan bahwa aktivitas membaca juga harus melibatkan dimensi batin (spiritulaitas) dengan laku batin memuliakan dan mengagungkan Allah.
- Karakater Kreatif
Karakter pembelajar akan mendorong dan membangunkan energi kreatif pada semua pelaku pendidikan. Banyak ayat Al- Quran yang menunjukkan pentingnya kreativitas ini. Misalnya QS. Al-‘alaq, 1-5, dan ayat lainnya. Al-Quran banyak menggandeng kata iman dengan amal shaleh. Di dalam al-Quran, kata-kata iman sering digandengkan dengan amal shaleh. Terdapat 19 kali pengulangan dalam bentuk tunggal. Sedangkan kata ‘amal dalam berbagai bentuk gubahan katanya berjumlah 359 kali pengulangan.
Amal shaleh sesungguhnya adalah satu bentuk energi kreatif yang lahir dari diri seseorang yang memiliki keberanian untuk keluar/pindah dari satu zona nyaman, zona aman psikis yang semu (asumsi kemanusiaan) kepada zona nyaman dan zona aman lainnya yang hakiki (asumsi dan dimensi ke-Tuhanan). Energi yang memindahkan ini lahir dari kekuatan iman seseorang yang hanya rindu kepada redha dan rahmat Allah (Ahmad Rivauzi, 2020)
Di antara firman Allah yang mendorong hambanya untuk bersungguh- sungguh adalah:
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. al-Ankabut: 69)
- Karakater Kerja Sama
Allah berfirman:
… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(QS. Al-Maidah, 5:2)
Islam membentuk pribadi yang berkarakter kolaboratif karena mereka sangat menyadari bahwa kerjasama dan kolaboratif merupakan menggabungkan dan mensinerginakan semua potensi baik untuk menjadi menjadi kekuatan kreatif baru untuk sesuatu yang lebih maslahat dan merupakan perintah dari Allah swt.(Ahmad Rivauzi, 2020)
- Mewujudkan Karakter Tanggung Jawab/ Taqwa
Al-Quran memuat Jumlah kata taqwa256 pada 251 ayat, dalam berbagai gubahannya terdapat dalam al-Qur’an sebanyak 341 buah. Sedangkan kata Muttaqin ditemukan sebanyak 49 buah.
Khalid Abdurrahman al’Ak (1994:2) menjelaskan pengertian takwa:
Orang-orang yang menjauhi segala bentuk maksiat, menunaikan semua yang difardukan, maka mereka memelihara diri dari ‘azab.
Takwa mengandung kualitas karakter tanggung jawab. Orang yang bertakwa menyadari bahwa hidup harus dijalani sesuai dengan aturan, berpikir prestatif, dan menyadari bahwa Allah adalah hakim yang maha bijaksana.
- Karakter Syakirin
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar , padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ali Imran:123)
Karakter syukur adalah kualitas pribadai yang mampu membawa seseorang untuk mampu menikmati hidup dengan baik dan menghindarkan dirinya dari ketamakan yang menghancurkan. Firman Allah:
… “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur makasesungguhnya syukur dia(kebaikan)untuk dirinya sendiri, barangsiapa yang ingkarsesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (QS An-Naml: 40)
Enam kualitas karakter bentukan Islam dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Sumber: Ahmad Rivauzi, 2020
Enam kualitas karakter utama di atas menjadi sesuatu yang sangat diperlukan oleh siapa saja untuk tetap survive dalam perubahan dan bahkan mampu untuk senantiasa untuk melakukan perubahan. Kegiatan Pelatihan ini juga berupaya membantu guru-guru agama untuk mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi. Junaidi Panusunan, S.PdI., MA sebagai salah seorang guru SD berprestasi kota Padang tahun 2018 dilibatkan sebagai salah satu nara sumber dalam kegiatan pelatihan ini untuk membantu guru-guru agama SMP di Kab. Dharmasraya terutama dalam hal menyiapkan pembelajaran agama di masa pandemic Covid 19 yang berbasis media-media dalam pembelaran Daring. Hal ini sangat penting sebagai salah satu bentuk implementasi mensukseskan kebijakan merdeka belajar pemerintah dan suasana pandemic Covid 19 yang sedang melanda.
Dalam kegiatan Pelatihan tatap muka, Sabtu, 3 Oktober 2020. Ibrahim, MA. (Ketua MGMP PAI SMP Kab. Dharmasraya) menyampaikan dalam sambutannya bahwa guru-guru agama Kabupaten Dharmasraya sangat menyambut baik kegiatan ini dan berharap ada kegiatan pembinaan dan pelatihan lainnya dari UNP untuk guru Agama Dharmasraya. Apresiasi dan terimakasih juga disampaikan oleh Rahmawati, S.Ag., M.Pd selaku Pengawas PAI Kab. Dharmasyaya dan Asrial, A.Ag., MM selaku Ketua AGPAII Kab. Dharmasraya dalam sambutannya..
Kepustakaan:
Ahmad Rivauzi. 2020. Relevansi Pendidikan Berbasis Spiritual dalamPenguatan Pendidikan Karakter di Sekolah dan Madrasah pada Era RevolusiIndustri 4.0https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/murabby/article/view/571