DEPARTEMEN ILMU AGAMA ISLAM ( IAI ) FIS UNP

Dosen UNP Latih Guru MDTA Kota Sawahlunto Pandai Kaligrafi

abtu (31/08) dosen UNP memberi pelatihan kaligrafi bagi guru-guru MDTA dan TPQ Kota Sawahlunto yang berlokasi di Gedung MDTA Nurul Falah Kampung Surian Kelurahan Durian I Kota Sawahlunto. Guru MDTA dan TPQ yang dihadirkan sebanyak 20 orang guru perwakilan dari MDTA dan TPQ Kota Sawahlunto. Pelatihan ini terselenggara atas kerja sama dosen UNP dengan mitra FKDT Kota Sawahlunto melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dosen dan mahasiswa, yang disponsori oleh UNP melalui LP2M.

Tim PKM UNP terdiri dari dosen dan mahasiswa, yang diketuai oleh bapak Dr. Alfurqan, S.Ag., M.Ag dari dosen Departemen Ilmu Agama Islam FIS UNP. Pelatihan ini diselenggarakan dalam waktu dua hari. Pada hari pertama, guru-guru diminta untuk membuat tugas mandiri berupa menulis ayat Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan alami mereka, dan pada hari kedua, guru-guru diberi materi kaligrafi berkaidah naskhi sekaligus didemokan cara pembuatannya dihadapan guru-guru tersebut. Pemateri yang dihadirkan pada hari kedua ini sebanyak empat pemateri yang berasal dari dosen UNP dan praktisi kaligrafi provinsi.

Kegiatan ini diangkat terkait dengan adanya kegiatan rutin Forum Komunikasi Diniyyah Takmiliyah (FKDT) berupa Pekan Olahraga dan Seni Al-Qur’an Diniah (Porsadin) baik tingkat kota/kabupaten, tingkat provinsi, dan tingkat nasional. Terdapat 13 cabang yang dilombakan pada kegiatan Porsadin tersebut, yaitu: 1) tahfidz, 2) Musabaqah Qira’atil Kitab Safinatun Najah, 3) Cerdas Cermat Diniyah, 4) Pidato Bahasa Indonesia, 5) Pidato Bahasa Arab, 6) Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), 7) Murottal wal Imla’, 8) kaligrafi, 9) Puisi Islami, 10) Lari Sprint, 11) Bulu Tangkis, 12) Tenis Meja, dan 13) Catur Cepat. Cabang kaligrafi menjadi salah satu cabang yang dilombakan pada kegiatan Porsadin. Hal ini mengharuskan guru MDTA dan TPQ untuk memiliki kemampuan kaligrafi, agar dapat membina peserta didiknya belajar kaligrafi untuk ditampilkan dalam MTQ Porsadin.

Sementara kondisi guru MDTA dan TPQ Kota Sawahlunto minim dalam kemampuan kaligrafi, dan pelatihan-pelatihan untuk peningkatan guru pun jarang didapatkan. Seperti yang disampaikan oleh ketua Forum Komunikasi Diniyyah Takmiliyah (FKDT) Kota Sawahlunto dalam acara pembukaan pelatihan kaligrafi guru MDTA dan TPQ kota Sawahlunto, sebagai berikut. “Pelatihan kaligrafi sangat jarang diadakan oleh pemerintahan, termasuk untuk guru MDTA dan TPQ. Sementara kita ada cabang kaligrafi pada MTQ Pekan Olahraga dan Seni Al-Qur’an Diniah (Porsadin), sehingga kita butuh dengan ilmu kaligrafi. Pelatihan ini jangan hanya satu kali ini saja, kami berharap ada kegiatan pelatihan kaligrafi lanjutan. Pelatihan kali ini kami tidak hanya menghadirkan guru MDTA, tapi kami juga menghadirkan guru TPQ yang berminat se Kota Sawahlunto. Kami dari pihak yang dilatih dan dibina mengucapkan terima kasih dengan adanya pelatihan ini, semoga ilmu yang diberikan menjadi berkah bagi bapak yang memberikan dan bagi guru-guru yang menerima pelatihan ini. Terkhusus bagi kawan-kawan guru MDTA dan TPQ yang mengikuti pelatihan hari ini, ikhlaskan dari hati dan timbalah ilmunya dengan baik sehingga kita mampu mengajarkan kepada murid-murid kita di MDTA dan TPQ.” Demikian diungkapkan oleh Ibu Zuli Hertati, S.Pd.I., M.H di Gedung MDTA Nurul Falah Kampung Surian Kelurahan Durian I Kota Sawahlunto.

Seiring dengan kebutuhan guru MDTA dan TPQ terhadap pelatihan kaligrafi ini, UNP memberi ruang bagi dosen dan mahasiswa untuk menjawab persoalan ini melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Ketua Tim PKM menjelaskan dalam sambutannya, “Kegiatan PKM merupakan kegiatan rutin dosen dan mahasiswa dalam rangka mewujudkan tridharma perguruan tinggi. Kegiatan PKM tahun ini di Kota Sawahlunto mengangkat tema peningkatan keterampilan kaligrafi guru MDTA berbasis khat naskhi dalam rangka mempersiapkan MTQ Porsadin. Tema ini diangkat terkait dengan adanya MTQ Porsadin rutin dalam dua tahun sekali, sampai pada tingkat nasional. Maka guru, perlu dibekali dengan keterampilan kaligrafi sehingga dapat berbagi dengan anak didik mereka. Tentu kita berharap kepada guru, untuk mengikuti pelatihan ini dengan serius, mudah-mudahan kita bisa dapatkan pengalaman baru karena kehadiran kami di sini untuk berbagi ilmu dan pengalaman khususnya kaligrafi.” Kata bapak Dr. Alfurqan, S.Ag., M.Ag pada acara pembukaan pelatihan.

Penjelasan ketua tim di atas, memberikan pemahaman bahwa kewajiban tridharma dosen dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan pembekalan guru MDTA dalam bidang kaligrafi. Dengan demikian, pelatihan ini menjadi sebuah wadah bagi guru MDTA dan TPQ dalam menambah pengetahuan dan pengalaman kaligrafi khususnya dalam khat naskhi. Keilmuan yang didapat dari pelatihan ini berupa pemahaman kaidah khat naskhi dan prakteknya dalam Al-Qur’an. Bagi guru MDTA dapat menjadi bahan pembelajaran di MDTA dan dapat pula membimbing peserta didiknya untuk mengikuti lomba kaligrafi pada MTQ Porsadin. Bagi dosen, ini merupakan pelaksanaan kewajiban tridharma dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, yang mesti dilaporkan dalam bentuk publikasi ilmiah. Redaksi

Post Related