DEPARTEMEN ILMU AGAMA ISLAM ( IAI ) FIS UNP

Mahasiswa PAI UNP Lakukan Studi Lapangan Ke Rumah Ibadah Lintas Agama di Kota Padang

Padang, 119 mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam, Departemen Ilmu Agama Islam Universitas Negeri Padang melakukan studi lapangan ke rumah-rumah ibadah lintas agama yang ada di kota Padang. Kegiatan ini merupakan pengayaan materi dan pengembangan wawasan mahasiswa dalam mata kuliah Studi Perbandingan Agama. Rumah ibadah yang dikunjungi seperti rumah ibadah agama Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. Selain kunjungan ke rumah ibadah sebagai pelengkap dari studi lapangan mata kuliah ini juga mengunjungi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumatera Barat. Forum ini adalah sebuah lembaga tempat berhimpunnya para tokoh dari berbagai agama untuk menyatukan visi dalam memelihara kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Jumlah mahasiswa yang 119 dibagi pada dua kelompok, kelompok pertama, pada hari Selasa 28 Mei 2024, kunjungan diarahkan ke dua titik, yakni Gereja Katolik “Santa Fransiskus” di Kompleks Yos Sudarso dengan didampingi oleh dosen mata kuliah Bapak Rido Putra, M.Ag dan Gereja Protestan yakni “Gereja Sidang Jemaat Allah Maranata” di dampingin oleh Bapak Dr. Ahmad Kosasih, M.Ag, yang berlokasi di Tanah Baroyo, Kawasan Pondok. Sebelum berkunjung ke lokasi, rombongan wisata bertajuk religi ini dilepas oleh Kepala Departemen Ilmu Agama Islam FIS-UNP Dr. Alfurqan, M.Ag dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kegiatan ini baru pertama kali diadakan oleh prodi PAI UNP. Ini merupakan sebuah inovasi baru dalam rangka mengetahui dari dekat tentang ajaran agama-agama lain dari tokoh serta praktisinya secara langsung. Pemahaman yang baik tentang ajaran agama-agama lain bisa dijadikan bekal mahasiswa untuk memelihara kerukunan hidup beragama yang menjadi salah satu agenda pokok dalam program pembangunan bangsa yang multikultural ini. Terakhir sebelum melepas secara resmi rombongan mahasiswa, beliau berpesan agar menjaga nama baik almamater kita sekaligus menampakkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin baik dalam bersikap maupun dalam berucap.”

Selama kunjungan berlangsung, mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, antusias mahasiswa ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang berinteraksi dengan pemuka agama yang ada di rumah ibadah yang dikunjungi. Pastor Petrus di rumah ibadah Katolik memaparkan materi tentang ajaran yang dianut oleh mereka, di samping itu, Pastor juga menyampaikan ajaran tentang toleransi, menghormati kepercayaan umat agama lain. Dengan begitu, dapat dipahami bahwa di dalam agama Katolik juga menjunjung tinggi persaudaraan antar umat beragama, sehingga dengan ini semakin kuat hubungan antar umat beragama yang ada di kota Padang.

Kunjungan ke Gereja Protestan, “Gereja Sidang Jemaat Allah Maranata” disambut oleh tiga orang pendeta yaitu Ibu Piyo, Bapak Manulu dan Ibu Cory sebagai pimpinannya. Begitu rombongan sampai di lokasi, ketiga pendeta itu telah siap menyambut dengan baik. Mereka mempersilahkan rombongan masuk dan ruangan sudah tertata rapi dengan jumlah kursi yang cukup. Di meja sudah terlihat air mineral dan sejumlah snack sebagaimana layaknya menghormati tamu. Ini tentu tidak mengherankan karena kegiatan ini sudah menempuh prosedur yang berlaku yaitu melalui surat pemberitahuan kepada Pembina Masyarakat lewat Kakanwil Kemenag Sumbar.

Kegiatan di gereja ini dimulai dengan memperkenalkan diri bersama rombongan yang datang serta menjelaskan maksud kunjungan, setelah itu Ibu Cory mulai menyampaikan paparannya sekitar perannya sebagai pimpinan Rumah Ibadah sekaligus jemaat dan menjelaskan tentang sejarah awal munculnya agama Protestan serta tokoh-tokohnya, ketuhanan Yesus, tatacara peribadatannya (Liturgo), organisasi gereja (Sinode), pengampunan dosa sampai kepada perbedaan antara Katolik dan Protestan dan lain sebagainya. Terlihat mahasiswa tekun mendengar sambil mencatat bahkan ada di antaranya yang merekam langsung lewat smartphonenya. Sementara tim dokumentasi dengan sigap mengambil gambar (poto) untuk laporan dan arsip. Kegiatan semakin intens dengan adanya diskusi, mahasiswa dipersilahkan mengajukan pertanyaan, pertanyaan yang muncul berkisar pada sistim ketuhanan, upacara ibadah (ritual), kitab suci, simbol-simbuol keagamaan dan organisasi keagamaan Kristen.

Acara ditutup dengan doa bersama, tentu sesuai menurut keyakinan agama masing-masing. Doa difokuskan untuk keselamatan rakyat Palestina yang dipimpin oleh pendeta Manulu. Ini agaknya dipicu oleh sebuah lagu yang sempat dilantunkan sebelumnya oleh bapak Ahmad Kosasih selaku Dosen Pembimbing. Lagunya berjudul: “Damailah Palestina” dengan lirik-liriknya yang sangat menyentuh hati sbb:

Palestina negeri para rasul dan para Nabi
Tempat suci umat Yahudi Nasrani dan Umat Islam
Jadi lambang kerukunan semua agama samawi
Tapi kini oh.. nasibmu sangat menyedihkan
Bumimu panas tersiram darah
Penuh pembantaian dan penculikan
Wanita dan anak-anak yang tak berdosa
Menjadi korban ganasnya perang
Hampir punah….
Oh, Palestina

Daimailah hai umat Yahudi
Ingatlah petunjuk Allah dalam kitab suci Taurat
Damailah hai umat Nasrani
Ingatlah petunjuk Allah dalam kitab suci Injil
Damailah wahai umat Islam
Ingatlah petunjuk Allah dalam Qur`an…
Kembalilah pada yang Mahaesa
Dunia jangan ado domba Palestina
Bantulah perdamaian Palestina
Damailah, o…o…oo… 3x
Palestina”

Kegiatan diakhiri dengan sesi poto bersama dengan para pemuka agama yang ada di rumah ibadah tersebut, setelah itu mahasiswa berpamitan dan kembali ke UNP. Kegiatan ini begitu sangat berarti bagi mahasiswa PAI UNP, ada pengalaman yang sangat berharga mereka rasakan tentang keragaman dan kerukunan umat beragama yang mungkin tidak semua mahasiswa pernah merasakan kesempatan ini. Kegiatan ini akan selalu menjadi agenda rutin bagi prodi PAI UNP pada mata kuliah Perbandingan Agama, dan akan menjadi ciri khas PAI UNP dengan prodi yang sejenis di Sumatera Barat khususnya. AK & RP

Penulis : Ahmad Kosasih & Rido Putra
Editor : Oktari Kanus

Post Related